Faal hemostasis ialah suatu fungsi tubuh yang bertujuan untuk mempertahankan keenceran darah sehingga darah tetap mengalir dalam pembuluh darah dan menutup kerusakan dinding pembuluh darah sehingga mengurangi kehilangan darah pada saat terjadinya kerusakan pembuluh darah.
(Bakta, 2006).
Hemostasis erat hubungannya dengan trombosit. Jika dijumpai keadaan kekurangan trombosit ataupun kelebihan, tentunya akan mengganggu proses hemostasis dan hal tersebut menjadi keadaan patologis.
1) Etiologi ITP
ITP adalah kelainan trombositopenia yang tidak diketahui penyebabnya (idiopatik), tetapi sekarang diketahui bahwa sebagian besar kelainan ini disebabkan oleh proses imun karena itu disebut juga autoimmune thrombocytopenic purpura. Pada ITP jumlah trombosit menurun disebabkan oleh trombosit diikat oleh antibodi, terutama IgG. Antibodi terutama ditujukan terhadap gpIIb-IIIa atau Ib. Trombosit yang diselimuti antibodi kemudian difagosit oleh makrofag dalam Sistem Retikuloendotelial terutama lien, akibatnya akan terjadi trombositopenia. Keadaan ini menyebabkan kompensasi dalam bentuk peningkatan megakariosit dalam sumsum tulang. (Bakta, 2006).
2) Patofisiologi ITP
Gambaran klinik ITP yaitu: 1) onset pelan dengan perdarahan melalui kulit atau mukosa berupa : petechie, echymosis, easy bruising, menorrhagia, epistaksis, atau perdarahan gusi. 2) perdarahan SSP jarang terjadi tetapi dapat berakibat fatal. 3) splenomegali pada <10% kasus.
Destruksi trombosit dalam sel penyaji antigen (dipicu oleh antibodi) à pembentukan neoantigen à produksi antibodi cukup à trombositopeni à perdarahan (purpura, menorrhagia, perdarahan gusi) à splenomegali.
(Bakta, 2006; Purwanto, et. al, 2006).
3) Klasifikasi ITP
a) ITP akut
o Lebih sering terjadi pada anak (2-7 tahun), setelah infeksi vrus akut atau vaksinasi.
o Ruam purpura atau epistaksis sering terjadi
o Sebagian besar sembuh spontan, 5-10% berkembang menjadi kronik (berlangsung lebih dari 6 bulan)
o Sebagian kecil mengalami perdarahan di mukosa.
o Jika trombosit lebih dari 20.000/ml tidak diperlukan terapi khusus, jika kurang dari angka tersebut diberikan steroid atau immunoglobulin intravena.
b) ITP kronik
o Terutama dijumpai pada wanita usia 15-50 tahun.
o Perjalanan penyakit bersifat kronik, hilang timbul berbulan-bulan atau bertahun tahun.
o Jarang mengalami kesembuhan spontan
o Autoantibodi terdapat pada permukaan tromosit dan mungkin juga terdapat sebagai antibodi bebas dalam serum.
Tabel Perbedaan ITP akut dengan ITP kronik (Bakta, 2006; Mehta, et. al, 2006)
ITP akut | ITP kronik | |
Awal penyakit | 2-6 tahun | 20-40 tahun |
Rasio L:P | 1:1 | 1:2-3 |
Trombosit | <20.000/mL | 30.000-100.000/mL |
Lama penyakit | 2-6 minggu | Beberapa tahun |
Perdarahan | Berulang | Beberapa hari/minggu |
DAFTAR PUSTAKA
Bakta, I Made. 2006. Hematologi Klinik dan Ringkas. Jakarta: EGC.
Guyton, Arthur C; alih bahasa Irawati, editor Luqman Yanuar Rachman. 2007. Buku ajar Fisiologi Kedokteran/ Arthur C. Guyton, John E. Hall. Jakarta: EGC.
Mehta, Atul. Hoffbrand, Victor. 2006. At a Glance Hematologi Edisi Kedua. Jakarta: Erlangga.
Price, Sylvia et al. 2005. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Volume 2. Edisi 6. Jakarta : EGC
Purwanto, Ibnu. et. al. 2006. Purpura Trombositopenia Idiopatik. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : FK UI
Comments (0)
Posting Komentar