Fisiologi hemoglobin dan eritrosit



a.      Struktur dan bentuk



Sel darah merah normal, berbentuk lempeng bikonkaf dengan diameter rata-rata kira-kira 7,8 mikrometer dan ketebalan 2,5 mikrometer pada bagian yang paling tebal serta 1 mikrometer di bagian tengahnya. Volume rata-rata sel darah merah adalah 90 sampai 95 mikrometer kubik.



Pada pria normal, jumlah rata-rata sel darah merah per milimeter kubik adalah 5.200.000 (± 300.000) dan pada wanita normal, 4.700.000 (± 300.000).



Sel darah merah terdiri dari komponen berupa membran, sistem enzim, dan hemoglobin. Hemoglobin inilah yang berperan dalam pengangkutan oksigen dari paru-paru ke jaringan. Hemoglobin tersusun atas heme (gugus nitrogenosa non protein-Fe) dan globin (protein dengan empat rantai polipeptida). Dengan struktur tersebut, hemoglobin dapat mengangkut empat molekul oksigen.



            (Guyton, et.al, 2007)



b.      Peranan besi dalam pembentukan sel darah merah (eritropoiesis)



Pembentukan sel darah merah (eritropoiesis) terjadi di susmsum tulang dada, iga, panggul, pangkal tulang paha, dan lengan atas. Mekanisme ringkasnya sebagai berikut:



Sel stem hematopoietik pluripoten à commited stem cell (disebut juga CFU-E) à diatur penginduksi pertumbuhan, misal IL-3 à memicu pertumbuhan à penginduksi diferensiasi, misal oksigen à eritrosit.



Sedangkan perkembangan sel dari proeritroblas adalah sebagai berikut:



Proeritroblasà eritroblas basofil à eritroblas polikromatofil à eritroblas ortokromatik à retikulosit à eritrosit.



Besi merupakan salah satu elemen penting dalam metabolisme tubuh, terutama dalam pembentukan sel darah merah (eritropoiesis). Selain itu juga terlibat dalam berbagai proses di dalam sel (intraseluler) pada semua jaringan tubuh. Mitokondria mengandung suatu sistem pengangkutan elektron dari substrat dalam sel ke mol O2 bersamaan dengan pembentukan ATP.



Jumlah besi di dalam tubuh seseorang yang normal berkisar antara 3 – 5 g tergantung dari jenis kelamin, berat badan dan hemoglobin. Besi di dalam tubuh terdapat dalam hemoglobin sebanyak 1,5 – 3 g dan sisa lainnya terdapat di dalam plasma dan jaringan. Di dalam plasma besi terikat dengan protein yang disebut transferin sebanyak 3 – 4 g. Sedangkan di dalam jaringan berada dalam status esensial (nonavailable) dan bukan esensial (available).



Jumlah besi yang dibutuhkan setiap hari juga tergantung dari umur, jenis kelamin, dan berat badan. Laki-laki dewasa normal memerlukan 1 – 2 mg besi setiap hari, sedangkan anak dalam masa pertumbuhan dan wanita dalam masa menstruasi perlu penambahan 0,5 – 1 mg dari kebutuhan normal lelaki dewasa. Wanita hamil dan menyusui memerlukan rata-rata 3 – 4 mg besi setiap hari. (Bakta, et. al, 2006)

a.      Pembentukan hemoglobin
Sintesis hemoglobin mulai dalam eritroblast dan terus berlangsung sampai tingkat normoblast.
2α-ketoglutaric acid + glisin   pirol
4 pirol                  protoporfirin
Protoporfirin+Fe                heme
4 heme +globin                 hemoglobin (Guyton, et. al, 2007).
b.      Oksigenasi jaringan
Setiap keadaan yang menyebabkan penurunan transportasi jaringan biasanya akan meningkatkan eritropoiesis. Jadi, bila seseorang menjadi begitu anemis akibat adanya perdarahan atau kondisi lainnya, sehingga menurunya oksigenasijaringan maka sumsum tulang akan segera memulai produksi eritrosit.
Oksigenasi jaringan yang menurun disebabkan karena volume darah yang menurun, anemia, hemoglobin yang menurun, penurunan kecepatan aliran darah, dan penyakit paru-paru. (Guyton, et. al, 2007).





Comments (0)

Posting Komentar